Senin, 01 Juli 2019

PAMIT

Tidak ada perpisahan yg menyenangkan bukan?
Walaupun perpisahan itu sudah tertebak akan terjadi sebelumnya.
Perpisahan yg entah dengan kalimat baik maupun buruk, sama saja, tidak ada yg menyenangkan dan menenangkan.

Namun hidup harus berlajut, kan?
Walaupun susah, walaupun tertatih, yg patah akan tetap patah, tak ada pilihan lain selain melanjutkan hidup.
Iya hidup, "Hidup masing-masing".

Bedanya, aku melaluinya sendiri sekarang, tanpa dia.
Dan sebaliknya, dia akan melalui semuanya pula, namun kini dengan wanitanya.

Saat ini, entah aku harus benci atau bersikap biasa.
Yg aku tau hanya, aku sedang tidak baik-baik saja.
Hancur, iya.
Lemah, iya.
Sakit, iya.
Benar-benar sedang tidak baik-baik saja.

Mempercayai dia adalah cara terbesarku menyayangi seseorang, yg sulit untuk aku lakukan.
Terkadang aku bangga, aku merasa hebat bisa mempercayai orang karena aku merasa orang tersebut akan merasa tenang tanpa khawatir susah-susah meyakinkan aku, dan kami bisa saling menyayangi dengan tenang.

Jadi, jika terjadi seperti ini, aku tidak bisa menyalahkan dia sepenuhnya.
Ibaratnya, karena aku telah dikecewakan rasa percayaku sendiri, aku salah terlalu percaya.
Aku memang meyesal, tapi tidak pernah menyesali menyayangi dia.
Dia yg aku tau indah.

Pria yg lembut, tukang marah, tukang ngambek, tukang cemburu, semua yg dia lakukan demi kebaikanku.
Orang yg tidak pernah aku bayangkan akan menyakiti aku sesadis ini, haha.

Tapi tenang, yg aku bakal ingat bukan hal-hal yg tidak menyenangkan kok.
Tapi hal-hal yg yg kita lalui bersama, tawa, rindu, sendu, bahagia, semua yg baik.

Karena aku pernah berkata, "Aku sayang kamu yg didepanku, entah seperti apa dibelakangku, aku cuma tau kamu yg didepanku". Hehe.

Semoga waktu cepat berlalu, ya.
Agar aku bisa melangkah, sembari melihatmu bahagia.
Mungkin aku akan mengalami sakit yg amat parah, tapi aku tetap akan berusaha bahagia.
Karena sayang terbesar adalah mampu melepaskan seseorang yg disayang agar bahagia meski tidak bersama.

Baik-baik, kamu.
Jangan melakukan hal-hal buruk, sudah bukan waktumu.
Ini waktumu untuk menetap.

"Kita adalah dua orang bodoh yg berharap selalu disayang dan dirindu, maka aku berdoa agar wanitamu mampu menjaga dan menemanimu sampai nanti, sampai garis akhir.".

Bahagia, Ariesku.
Aku memang hancur, tapi tidak akan mampu membencimu.

Hasta La Vista.
Kamu akan tetap tumbuh dimemoriku.
Sebagai kenangan yg indah, diawal 2019 ku hingga sekarang..

Aku pamit.
Assallammualaikum.
:)

Selasa, 07 Mei 2019

This 'PAIN'.

Sejak bertemu kamu..

Kamu menghadirkan kebahagiaan, dan kesedihan secara bersamaan.
Kamu menghadirkan banyak tawa, dan kekhawatiran disetiap hela.

Terkadang kamu adalah oksigen, i need you, of course.
Terkadang kamu adalah polusi pula, buat aku tersiksa.

Dulu, aku menganggap pertemuan kita adalah takdir.
Karena sejauh apapun jarak kita, seperti apapun kondisi kita, sebesar apapun masalah yg kita debatkan, waktu seolah selalu berpihak dan mendekatkan kita kembali.

Namun kemarin, aku sadar.
Pertemuan kita setiap waktunya mengandung ujian.
Kamu yg egois,
Dan
Aku yg tidak tahu diri.

Mungkin benar ini adalah kecewa terbesarku.
Bukan karena keadaan yg harus kita hadapi sekarang, yg memaksa kita kembali untuk berjarak.
Namun kecewa dengan kenyataan yg dari dulu aku tau tidak akan pernah berpihak pada kita.
Waktu memang berpihak.
Tapi kenyataan, memang tidak pernah.

Bodohnya kita masih ngeyel, oh, atau hanya aku?. Hehe.

Bahkan sekarangpun aku nyatanya nggak bisa benci kamu.
Karena aku tahu bukan begini jalan yg kamu rencanakan.
Diluar dari niatmu sebenarnya atau tidak, aku tidak akan pernah tahu

Sekarang aku cuma bisa mendoakan.
Kamu akan selalu dihadirkan kebahagiaan, karena kamu orang yg baik, aku harap aku nggak pernah salah tentang itu.

Maka, jika suatu hari kabar bahagiamu datang, mungkin aku bakal sedih beberapa waktu, namun akan ada kelegaan selanjutnya.
Aku janji tidak akan berlarut.

Btw aku lagi mengenang banyak hal, sebelum aku bakal benar-benar lupain ini semua.
Kamu juga, jangan khawatir, aku akan selalu baik-baik saja.
Aku bakal kuat,
Aku nggak akan bergantung lg ke orang lain.
Hehe.

Terima kasih untuk selalu berusaha dan selalu ada.
Terima kasih sudah menjadi hangat dan peluk ketika terpuruk.

Maafin aku yg belum berusaha sebaik mungkin.

You're the beautiful one.
I love you 3000.
Not really good bye.

:)

Sabtu, 24 Februari 2018

To: My Partner In Crime

Bukan, ini bukan puisi atau kata-kata bijak di Instagram.
Ini hanya sebuah ucapan-ucapan yg tidak akan pernah bisa aku ucapkan langsung didepanmu, bahkan lewat aplikasi-aplikasi pesan sekalipun.

Lama ya? Iya, sudah lama kita nggak berkomunikasi, nggak bertemu, nggak bertegursapa juga. Padahal dulu aku selalu bisa menemukan cara buat ketemu sama kamu, walaupun pas ketemu kita malah nggak bisa banyak bicara karena keadaan, tapi selalu bisa untuk bertukar kabar.

Sekarang? Aku nggak tau sedikitpun tentang hari-hari yg kamu lalui, selain dari postinganmu diinstagram. Kamu seolah hilang dari duniaku. Tapi nggak benar-benar hilang..

Karna apa? Karna ingatan-ingatan itu selalu datang. Ingatan tentang ngeyelnya kamu masuk ke hidupku tanpa bisa aku hindari bahkan pas aku meminta kamu pergipun kamu berusaha mencari celah dihatiku yg kemudian membuatku luluh dan setelah kamu buat aku mulai percaya kamu bukan orang yg mudah menyerah yg akan selalu mencari cara agar kita beriringan, kamu malah memutuskan pergi. Membuangku.

Salahku yg gak tau diri dari awal..
Salahku mengharap ketidakmungkinan.

Dari kamu, aku belajar banyak hal dalam hidup. Aku belajar menjadi lebih baik.
"Jangan gini, jangan gitu", demi kamu aku menghentikan kebiasaan-kebiasaan buruk yg udah lama aku lakuin.

Tapi sekarang tiap aku denger kata-kata dari oranglain, yg berharap aku jadi lebih baik, aku ngerasa, "Buat apa memperbaiki diri, menuruti semua, tapi pada akhirnya setelah aku menjadi baik, aku malah dibuang".

Maaf.. Sekali lagi, maaf.
Aku tau kamu sudah memberikan banyak, memberikan segalanya. Tapi apa salah aku kecewa dalam keadaan seperti ini??? :')

Mungkin kamu risih tiap chat, berujung aku yg marah-marah. Tapi sungguh aku nggak ada niat untuk marah, aku cuma berusaha mengungkapkan kekecewaan yg aku pendam.
Kamu nggak harus menanggapi, nggak harus bilang maaf, aku cuma pengen kamu tau, disini ada orang yg kecewanya bukan main.

Setelah nggak denganmu aku belum tau bagaimana cara yg benar untuk menempatkan hati.
Pada orang yg bagaimana aku harus memberikan hati.
Pada siapa aku akan jatuh cinta, pada orang yg sepertimu, atau sebaliknya..

Akhir-akhir ini kabarku nggak baik. Aku nggak mengenali diriku sendiri. Aku nggak tau apa yg ada didalam diriku. Hatiku sakit, otakku sakit, tubuhku sakit..

Yaa mungkin dengan cara seperti ini aku akan membaik. Melepaskan satupersatu apa yg aku pendam selama ini.

Aku doain kamu biar bahagia. Aku doain kamu ada banyak hal yg bakal bikin kamu ketawa. Aku doain kamu HIDUP BAHAGIA.

Terima kasih karna pernah ada, dan selalu bisa diandalkan..

:)

Minggu, 14 Januari 2018

Tidak keadilan dalam keadilan..

Entah dimulai dari kapan..
Rasanya kamu mulai memenuhi setiap ruang diotakku, hatiku.
Mulai menunggu-nunggu pesan singkatmu, suaramu, kata rindumu.
Aku tidak tau pasti.

Kamu yg setia menemani.
Saat terang, hingga gelap.
Lalu kembali terang..

Kalau bisa aku memutar waktu.
Aku ingin menolak mengenalmu hingga sedekat ini.
Aku ingin pergi dari keadaan yg paling berat yg pernah aku alami selama ini.
Aku ingin menghindari kesalahan yg akan datang lagi menjatuhkanku.
Aku takut karma itu datang menagih keadilan.

Sampaikan maafku untuknya,
Aku t'lah membukakan pintu dihatiku untukmu, miliknya.
Aku t'lah bersenang-senang denganmu, miliknya.
Aku t'lah menerima semua hakmu, miliknya.
Aku t'lah berdosa.

Dan maafkan aku yg tidak pernah mau, bahkan mencoba untuk beranjak.
Aku belum siap dimakan sepi
Tanpa hadirmu, aku tidak pernah siap..

Jangan mengatakan "Maaf" kepadaku, karna sejatinya aku lebih tidak tau diri.
Jangan pernah mengatakan "Maaf, ini akhirnya atau bukan, aku minta maaf",
seolah kamu s'lalu siap untuk pergi.
Jangan pernah mengatakan sesuatu yg tidak bisa aku lupakan,
Yg membuatku sulit terlelap,
Yg membuatku menangis,
Membuatku merasa ini tidak adil.

Padahal ini adalah keadilan yg sesungguhnya, yg seharusnya..

Aku mencintaimu, Seluruhku.
Aku mencintai setiap denyut dan eluh.
Aku mencintai setiap harap dan asa.

Aku merindukanmu..

Jumat, 29 Desember 2017

Hari ini rasanya ingin mati.

Karena saya melakukan semuanya dengan tulus.
Tidak pernah setengah hati.
Tidak pernah dibuat-buat.
Cinta, secinta-cintanya.
Benci, sebenci-bencinya.

Maka saat saya dikecewakan.
Saya akan sakit, sesakit-sakitnya..
Selalu seperti itu, dan tidak pernah jera.
Tidak pernah siap untuk menerima kenyataan.
Padahal sudah seringkali seperti ini.

Saya bodoh. Saya bodoh.

Dan entah kenapa.
Sejak saya dikecewakan harapan saya sendiri.
Hari-hari yg saya hadapi jadi semakin rumit.
Saya bingung memulai hari.
Bahkan saya kesusahan untuk memulai tidur.
Saya mulai takut untuk terpejam.

Saya jadi takut bermimpi.

Tiap kali saya dipertemukan dengan nama itu didalam mimpi.
Ada perasaan bahagia, terlewat bahagia.
Sampai akhirnya saya terbangun.
Mencoba menemukan dia. Nihil.
Saya menangis.
Saya disadarkan oleh mimpi saya sendiri.
Dia tidak pernah tergapai.

Saya kebingungan.
Saya jadi susah membedakan mimpi dengan kenyataan.

Hari ini saya sangat putus asa.
Saya sudah lelah.
Ingin istirahat, tapi memulai untuk tidur, saya terlalu takut.

Rasanya ingin mati saja.